Thursday, 25-04-2024 05:33:21 pm

Breaking News

Tingkatkan Komunikasi, DPC PEPABRI Kunjungi Markas Kodim Bojonegoro
Home / / Detail berita

Pendiri NII: Generasi Muda Jadi Sasaran Empuk Pelaku Radikal

AliansiRakyatNews -
(755 Views) Selasa, 17 April 2018 - 3:31


Kudus – Dalam rangka mewujudkan Pilkada Damai 2018, Polres Kudus kembali mengadakan focus group discussion (FGD) di Gedung Muria Ballroom Hotel Athom Kudus kemarin. Uniknya, yang jadi narasumber adalah pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan.

Kegiatan yang dikemas dalam tema Antisipasi Radikalisme, Terorisme, dan Intoleransi ini, dihadiri Kapolres Kudus AKBP Agusman Gurning, pejabat utama, kapolsek, kepala Disdikpora, Kemenag, mahasiswa, pelajar, Karang Taruna serta sejumlah ponpes di Kudus.

Pendiri dan Ketua Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan menyampaikan, generasi muda saat ini menjadi sasaran terorisme. Dia mengatakan, generasi muda rawan direkrut menjadi anggota teroris. Karena mudah terpengaruh paham radikalisme.



Sebab, pemuda dalam perjalanan pencarian jati diri, sehingga keyakinan yang dimiliki mudah goyah. Pelaku radikal adalah korban dari lingkungan yang perekrutannya dengan cara multilifer dari satu orang ke orang lain.

”Banyak sekali pemuda yang terpengaruh paham radikal, menyimpang dari ajaran Islam. Sehingga terpengaruh mengikuti langkah teroris untuk memusuhi sesama warga Indonesia,” terangnya.

Di menjelaskan, doktrin yang diberikan kepada kalangan anak muda, yakni dengan meyakinkan bahwa hukum di Indonesia ini keliru karena bertentangan dengan Alquran. Untuk itu, orang yang tidak menganut hukum Islam, dianggap kafir dan halal darahnya atau layak untuk dibunuh.

Narasumber lain, Dosen IAIN Kudus DR Abdul Jalil menyatakan, ada tiga pihak yang tidak mungkin dapat terpisahkan dalam kepentingan, yaitu ekonomi, politik, dan ideologi. Apalagi saat pilkada, ketiganya saling membutuhkan sebagai penggerak politik. ”Beragama, berideologi yang benar adalah kekuatan diri sendiri untuk bisa jadi baik dan dibantu oleh kekuatan Allah SWT,” tegasnya.

Kapolres Kudus AKBP Agusman Gurning saat membuka acara mengatakan, keberagaman konflik yang terjadi atas nama suku, agama, ras, dan antargolongan belakangan ini terjadi di tahun politik untuk perebutan kekuasaan.

Ketimpangan ekonomi dan beragam masalah sosial kemasyarakatan serta budaya, sedikit banyak berkontribusi terhadap kejadian tersebut. Untuk itu, salah satu langkah yang dapat dilakukan dalam merajut nilai-nilai kebhinekaan adalah membangun kembali ruang-ruang toleransi dan keberagaman sejak dini. ”Kami akan terus melakukan penerapan pembinaan kepada warga masyarakat Kudus secara inklusif lewat FGD,” katanya.

Dia melanjutkan, nilai-nilai persatuan dan kesatuan dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari dengan saling menghormati keberagaman suku dan agama serta bisa menghargai pendapat masyarakat. ”Jadikanlah perbedaan sebagai kekayaan, dan perbedaan dapat disatukan dengan semangat persatuan dan kesatuan, sehingga menciptakan kerukunan antarumat beragama,” tegasnya.

(Ks)

0
0%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry



Categorised in: