Kudus – Hujan lebat yang turun sehari tanpa henti pada Senin (5/2/18) di Kabupaten Kudus, mengakibatkan sejumlah wilayah terendam banjir.

Dilaporkan beberapa titik tanggul jebol yang mengakibatkan Rumah penduduk dibeberapa Desa terendam banjir.

Hal tersebut memaksa Rochim Sutopo seorang Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kudus Dari Komisi C sosok yang selama ini paling vokal dalam menyuarakan penanggulangan banjir Kudus kembali angkat suara.

Saat di temui dikantornya Rochim Sutopo berpendapat, Lokasi bencana banjir saat ini jelas merupakan daerah aliran sungai (DAS).

Kepada aliansirakyatnews.com Selasa (6/2/18) mengatakan,”Harus kita ingat Kabupaten Kudus terletak di lereng Muria. Sehingga air dari hulu begitu cepat mencapai hilir melalui banyaknya anak – anak sungai yang melintasi Kudus. sehingga pada saat terjadi hujan lebat selama lebih dari tiga jam yang mengguyur Kudus pada Senin kemarin mengakibatkan beberapa anak sungai meluap. Seperti yang kita tahu begitu banyak daerah aliran sungai kita yang saat ini kondisinya dangkal. Sehingga begitu ada hujan yang intensitasnya lebat beberapa jam saja sungai tidak akan mampu menampung luapan air”.

Rochim Sutopo berpendapat, Sudah saatnya Pemkab Kudus mengalokasikan anggaran khusus untuk penanggulangan banjir dengan menormalisasi anak sungai yang banyak membentang di Kudus. Hal itu supaya aliran air yang selama ini menjadi penyebab banjir pada sungai menjadi lancar. Sementara untuk daerah resapan serta untuk menjamin ketersediaanya air pada musim kemarau pada pertanian, kita perlu juga membuat embung pada lahan yang memungkinkan.

“Yang sangat mendesak untuk dilakukan oleh Pemkab Kudus dalam mengatasi banjir adalah segera menormalisasi aliran sungai utama di Kudus meliputi Sungai Wulan, Sunga Gelis, Kali Londo serta Kali SWD 1 dimana aliran tersebut adalah hilir dari semua anak sungai yang ada”. Imbuhnya

Selain itu Rochim juga telah berkoordinasi dengan balai besar,”DAS adalah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Provinsi, saya telah berkoordinasi dengan Balai Besar, dan balai besarpun telah mengijinkan manakala hal tersebut sangat dibutuhkan”.

(Kasrum)