Melihat Usaha Rumahan Cambah Kacang Tolo Di Kedungbondo Balen
Bojonegoro – Biji yang tumbuh menjadi tunas sebagai cikal bakal pohon disebut kecambah. Sayuran ini dikenal dengan nama lain seperti utik-utik,Kacang Tolo dan touge.
Kecambah yang digunakan sebagai sayuran umumnya berasal dari biji kacang hijau, kedelai, dan kacang merah(kacang Tunggak), Selain sebagai bahan baku sayuran,kacang Tunggak juga menjadi bahan pelengkap makanan lain seperti lumpia, gado-gado, rawon,soto dan berbagai macam Urapan.
Pembuatan kecambah Kacang Tolo tidaklah rumit namun memerlukan ketelatenan. Hal ini diceritakan oleh mbah Mariani (63) , seorang petani dan pembuat kecambah Kacang Tolo asal Dusun Kedung Desa Kedungbondo Kecamatan Balen.
Mbah Mariani Bersama Tetangganya sudah menggeluti usaha kecambah sejak akhir tahun 2000-an. Generasi kedua penerus usaha ini belajar pengetahuan dan teknik budidaya kecambah Kacang Tolo dari Orang Tuanya Dulu, Mbah mariani membuat dua jenis kecambah yaitu kecambah kacang hijau dan kecambah kacang Tolo.
Dalam kurun waktu lebih dari 18 tahun lebih ini teknik budidaya kecambah tidak banyak berubah. Hanya cara pembersihan, penyiraman, dan pengemasan ketika dijual.
Dahulu, budidaya kecambah dilakukan dipinggir sungai agar dekat dengan sumber air untuk membersihakan dan menyiram kecambah. Mbah Mariani bercerita, kualitas air sungai dulu masih layak untuk menyiram kecambah, sekarang sudah tidak layak lagi karena banyaknya polusi dan sampah.
“Dahulu, sebelum ada kantong plastik, kecambah dijual dengan dibungkus daun jati dan tidak ditimbang. Namun sekarang sudah menggunakan kantong plastik dan ditimbang per kilogram kadang ya ada yang beli seenaknya,ujar mbah Mariani.
Masih kata mbah mariani, Untuk modal sendiri ia melakukan pembelian Bahan dasar nya berupa Kacang Tunggak seharga Rp.17.000/kg nya,dan untuk hasilnya yang sudah jadi kecambah ia bersama Tetangganya menjual di pasar Sumberjo dan pasar Sroyo.
Pembuatan
Untuk membuat kecambah, diawali dari proses pembersihan biji. Saat ini bibit kacang hijau dan kacang tunggak jarang di temukan.
Biji kacang dicuci dan dipisahkan dari kotoran dan biji yang tidak mau tumbuh. Biji yang tidak mau tumbuh akan mengambang ketika dicuci dengan air.
Setelah biji bersih, kemudian biji tersebut akan direndam selama kurang lebih enam sampai delapan jam sampai biji kembang. Hal ini tergantung kualitas dan jenis bibit yang digunakan.
“Ada biji yang kuat menyerap air dan lama kembang, ada juga yang tidak,” papar Mbah Mariani.
Setelah biji kacang mengembang, kemudian ditiriskan menggunakan anyaman bambu yang di Beli dikenal dengan nama “sok“. Sisi sok dilapisi dengan lembaran plastik pvc untuk menampung pertumbumban kecambah.
Setelah ditiriskan, proses selanjutnya adalah menyiram biji tersebut setiap tiga jam. Kecambah akan siap dipasarkan bila telah tumbuh kurang lebih 5 cm dan berumur 3 hari sejak perendaman.
(Agus)