Kontroversi Ketua PKDI Tuban: Diduga Intervensi Kasus Salah Tangkap dan Penganiayaan

Tuban,- — Polemik kasus salah tangkap dan dugaan penganiayaan oleh anggota Jatanras Polres Tuban terus bergulir. Namun, muncul dugaan baru bahwa Ketua Persatuan Kepala Desa Indonesia (PKDI) Tuban, Soehadi, justru tidak membela anggotanya sendiri, Kepala Desa Sidorejo, Parwandi, melainkan diduga memberikan tekanan terkait proses pelaporan. (3/12/2025)
Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa dalam pertemuan antara Soehadi dan Kanit Jatanras, Rudy, di Rumah Makan Sanca Jatirogo, Soehadi mencoba menawarkan jalan tengah. Ia diduga meminta agar Kades Parwandi membantu mengarahkan pelapor, Suhari (ayah korban), untuk mencabut laporan.
Pada malam berikutnya, beredar kabar bahwa jika laporan tidak dicabut, Ketua PKDI akan mempertimbangkan pencabutan keanggotaan Kades Parwandi dari organisasi tersebut.
Di tempat lain, saat upaya mediasi lanjutan dilakukan pada Senin (1/12/2025) sekitar pukul 12.36 WIB, Soehadi kembali menunjukkan sikap yang menuai kritik. Dalam kesempatan itu, ia disebut berteriak dan menegur Kades Parwandi karena tidak memenuhi instruksinya untuk bertemu petinggi Polres, melainkan memilih datang bersama LSM dan media. Soehadi bahkan diduga melontarkan ancaman akan “mempersulit” Kades Parwandi.
Sikap Ketua PKDI Tuban tersebut dinilai tidak pantas dan dianggap memperkeruh situasi. Alih-alih membantu penyelesaian persoalan, tindakannya justru terkesan memberi dukungan kepada pihak yang diduga melakukan kesalahan, ujar salah satu rekan LSM.
Soehadi sendiri berkilah bahwa langkah yang diambilnya semata-mata karena membawa nama organisasi PKDI. Ia mengaku berusaha membantu penyelesaian masalah karena PKDI merupakan mitra kepolisian dan sewaktu-waktu juga membutuhkan dukungan dari Polres. “Saya melakukan itu karena membawa organisasi dan ingin membantu proses penyelesaian,” ujarnya.(***)