Gresik – Kapolres Gresik AKBP Wahyu S. Bintoro, SH, SIKMSi. menyambut dengan upacara tradisi pedangasuki Mapolres Gresik Jalan Basuki Rachmad No.22 Gresik, Rabu (25/4/18).

Dalam upacara pisah sambutan ini, digelar tradisi pedang pora. Kapolres Gresik yang sebelumnya dijabat AKBP Boro Windu Danandito, SIK, MAP diserah terimakan kepada AKBP Wahyu Sri Bintoro, SH, SIK, M.Si sebelumnya tersedia Kapolres Bojonegoro, Polda Jatim.

Sementara AKBP Boro Windu Danandito, SIK, MAP, akan menempati Posisi Baru sebagai Kasubbag Monev Bagpen Kompeten Robinkar SSDM Polri.

Menurut pantauan media ini, AKBP Wahyu S. Bintoro, SH, SIK, M.Si.bersama istri jalani pedang di halaman Mapolres Gresik, “Kepada seluruh anggota Polri yang ada di Polres Gresik dan Polsek. Kapolres Gresik yang telah menemukan Kapolres Lama AKBP Boro Windu Danandito, SH, SIK, yang sangat sangat cemerlang ini ”terang AKBP Wahyu S. Bintoro, SH, SIK, M.Si.

Dari pantauan lokasi, kegiatan diawali dengan pemberian ember bunga oleh Waka Polres Gresik Kompol Wahyu Pristha Utama, SH, SIKbersama istri dan melanjutkan ucapan selamat datang dengan diiringi Banjari Polwan Polres Gresik acara prosesi pedang pora.

Acara upacara Tradisi Pedang Pora, dihadiri Pejabat Utama (PJU) Polres Gresik, Polsek Jajaran Polres Gresik, PNS Polres Gresik dan Ibu-ibu Bhayangkari cabang Gresik.

Dalam sambutannya AKBP Wahyu S. Bintoro, SH, SIK, M.Si akan mengupayakan kembali program kerja yang sudah ada dan mempertahankan predikat WBK dan WBBM yang sudah memperoleh Polres Gresik, karena mempertahankan keseimbangan hal yang sulit.

Masih menurut AKBP Wahyu mengutarakan, Kami juga berharap kepada AKBP Boro Windu Danandito yang akan disisakan sebagai Kasubagmonev Bagpenkompeten Robinkar SSDM Polri, Supaya tidak lupa dengan kami dan memberikan bimbingan kepada setiap anggota yang ada di Polres Gresik.

Kami bersama-sama dengan masyarakat Gresik, Lanjut AKBP Wahyu, Dikarenakan tahun ini masyarakat Gresik berhati-hati dengan pemberitaan yang tidak benar (Hoax), Ujaran Kebencian dan Isu Sara yang dapat memecahkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi tantangan tugas yang didepan mata.

(Ags/Hum)