Darah Tinggi Kambuh, Warga Kenep Meninggal Di Selokan Depan Rumah
Bojonegoro (Balen) – Seorang laki-laki bernama Padi (63) warga Desa Kenep RT 001 RW 001 Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro pada Jumat (23/02/2018) sekira pukul 12.45 WIB, ditemukan meninggal dunia di selokan saluran irigasi tersier depan rumah korban.
Korban pertama kali ditemukan tetangganya yang bernama Zaenuddin (38) yang saat itu sedang dalam perjalanan pulang dari sholat Jumat. Diduga kuat penyebab kematian korban karena penyakit darah tinggi yang dideritannya kambuh dan tidak ada yang menolong.
Menurut keterangan Kapolsek Balen, AKP Rasito, yang dikutip dari keterangan saksi-saksi, bahwa kejadian tersebut berawal pada Jumata (23/02/2018) sekira pukul 12.00 WIB, korban keluar rumah menuju ke selokan atau saluran irigasi tersier yang berada di depan rumahnya.
“Korban berniat membersihkan sampah yang sedang menumpuk di selokan depan rumahnya.” terang Kapolsek.
Selanjutnya pada pukul 12.45 WIB, tetangga korban yang bernama Zaenuddin (38), pulang dari sholat Jumat dan mengetahui ada seorang laki-laki sedang tengkurap dengan posisi kepala di barat.
“Kemudian saksi berhenti dan mendekati orang tersebut, saat itu juga saksi melihat dan mengetahui bahwa korban sudah meninggal dunia,” jelas Kapolsek.
Mendapati kejadian tersebut, selanjutnya saksi Zaenuddin (38), berteriak meminta tolong pada warga sekita, yang kemudian warga masyarakat berdatangan untuk mengetahui kejadian tersebut.
“Koban selanjutnya dievakuasi oleh warga masyarakat untuk dibawa menuju ke rumahnya dan peristiwa tersebut dilaporkan ke Polsek Balen,” lanjut Kapolsek.
Setelah menerima laporan, anggota Polsek Balen bersama petugas medis dari Puskesmas Pembantu Kenep, segera mendatangi rumah korban, guna melakukan identifikasi dan olah TKP.
“Saat dilakukan pemeriksaan medis, petugas didampingi langsung oleh perangkat desa setempat dan keluarga korban.” imbuh Kapolsek.
Sementara berdasarkan hasil identifikasi, diketahui ciri-ciri mayat, panjang mayat 172 sentimeter, badan gemuk, kulit coklat asia, rambut hitam lurus, korban menggunakan kaos pendek warna orange dan celana pendek warna biru tua.
“Tidak ditemukan adanya tanda kekerasan atau penganiayaan pada tubuh korban.” jelas Kapolsek.
Masih menurut Kapolsek, bahwa berdasarkan keterangan keluarganya, korban sering sekitar dua bulanan belakangan ini, korban menderita penyakit tekanan darah tinggi.
“Korban sering mengeluh kepalanya pusing saat penyakitnya kambuh,” imbuh Kapolsek.Dengan adanya kejadian tersebut, ahli waris korban menolak untuk dilakukan otopsi terhadap korban dan tidak menuntut hukum kepada siapapun atas kejadian tersebut, dengan dibuatkan surat pernyataan tidak bersedia dilakukan autopsi mayat.
“Setelah dibuatkan berita-acara yang diketahui dan disaksikan perangkat desa setempat, jenazah korban diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.” pungkas Kapolsek.
(Agus)